Friday, September 14, 2007

SAYUR BOTHOK GELOMBANG CINTA


Indonesia Streeesssssss”, itulah ungkapan penjual bakso yang sering mangkal di depan kantorku. Waktu aku tanya kenapa dia berkata seperti itu, dia menjawab bahwa fenomena tanaman Anthurium saat ini bisa membuat orang jadi stress, ga waras (gila), mlarat (miskin) dan juga “mendadak stroke”.
Saat ini memang di Indonesia sedang dilanda demam tanaman yang bernama Jemani dan Gelombang Cinta yang harganya selangit. Aku pernah lihat foto sebuah tanaman waktu berkunjung di tempat suplierku, waktu kubalik fotonya untuk melihat harganya,
“ ba dalaaaaaaaaaa ………” ternyata 200 juta dan 1 M, check.. chek …. check ….gile bener.

Dulu pernah ada ungakapan dalam Bahasa Jawa saat kita tak mampu membeli sesuatu yang harganya diluar jangkauan maka orang akan berkata “apa arep dibayar nganggo godhong”? (apa mau dibayar pakai daun?), tapi saat ini itulah kenyataannya bahwa orang dengan rela menukarkan barang mewah atau harta benda miliknya demi sebuah Gelombang Cinta atau Jemani. Padahal orang-orang yang punya tanaman mahal ini banyak yang hidupnya ga tenang karena takut tanamannya hilang karena tanaman ini khan ‘cemolong’ alias jadi incaran empuk para pencuri la wong ga ada no serinya seperti kendaraan gimana bisa dilacak, lagipula ukuran yang kecilpun nilainya sudah tinggi. Seperti yang tejadi beberapa hari lalu dikantorku, Gelombang Cinta yang sudah ditawar Rp 800 ribu dan ga dikasi yang empunya eh malah raib di suatu sore dimana sang penghuni sedang berada di dalam rumah.

Ada beberapa cerita menarik, unik dan menggelitik sekaligus memprihatinkan akibat fenomena Gelombang Cinta dan Jemani ini. Salah satunya adalah cerita seorang bapak yang membeli tanaman sejenis Gelombang Cinta atau Jemani dengan harga 30 juta, dan pada suatu hari dia pergi “jagong” (pesta pernikahan) dan waktu pulang dia mendapati anaknya sedang bermain “pasaran” (berjualan sayur) dan dia seketika shock saat melihat tanaman kesayangannya telah dicincang habis oleh sang anak untuk dijadikan sayur-sayuran. Si bapak ini tak kuat menanggung kekecewaan hingga akhirnya dia kena stroke. Kalo yang ini lebih konyol lagi. Ada sepasang suami istri punya beberapa ekor sapi dan sang suami menjual sapinya untuk membeli gelombang cinta tanpa berunding dulu dengan sang istri, karena sang istri kesal maka dia membaut rencana pembalasan untuk sang suami. Pada suatu siang sang suami pulang ke rumah dengan rasa lapar dan langsung menuju meja makan dan pada saat makan dia tidak memperhatikan hidangannya melainkan “jelalatan clingak clinguk” (melotot sambil menegok kanan kiri) mencari tanaman kesayangannya, saat dia tidak mendapatinya dia bertanya pada istrinya, “Bu, tanduranke ning endi?” (Bu, tanamanku dimana?); Sang istri menjawab, “la sing mbok pangan kuwi apa” (yang kamu makan itu apa), glek’ jebule (ternyata) tanaman kesayangan sang suami telah berubah menjadi sayur bothok untuk makanan mereka. Ha ha ha ha ternyata sang suami telah makan masakan sang istri yang berjudul SAYUR BOTHOK GELOMBANG CINTA.

Ah, sampai kapan ya manusia Indonesia ini pada sadar akan permainan fenomena tanaman ini, kalau dalam jangka waktu dekat sudah ga musim terus mau dikemanakan tanaman ini. Banyak orang hanya sekedar iseng berbisnis agar bisa “kaya mendadak” tapi malah jadi “mendadak bangkrut” dan stroke. Kalo gini siapa yang dirugikan, tentunya keluarganya bukan.
Kalo aku sekalipun punya uang ogah banget dengan hal seperti ini,  ga “reasonable price”. Puji Tuhan aku ini ga punya uang jadi ga tergoda juga untuk “mendadak cinta tanaman” he he he he.

3 comments:

  1. Untuuungggg ...aku gak punya duit untuk tergoda ikutan 'gila' ....tapi kalo ada yang nyayur , aku mau koq nyicipin...hayooo siapa yang mo nyayur oblok2 jemani or glombang cinta .....aku diundang yooooo:D

    ReplyDelete
  2. @mbak Zi: kalo ada sukarelawan tak masakin deh:P
    @mbak moniq: thank u

    ReplyDelete