Tuesday, February 17, 2009

MENAFSIR MIMPI BAHASA SANDI TUHAN


Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:WOLGANG BOCK,SJ
Sebagai orang Jawa yang hidup dengan tiga generasi sejak kecil aku sudah dicekoki dengan segala hal yang berbau mitos seputar mimpi. Pasti tidak asing lagi bagi orang Jawa kalo ada mimpi tentang pernikahan, gigi tanggal atau tiang rumah roboh berarti akan ada anggota keluarga yang meninggal. Dulu aku sempat percaya pada saat aku masih SD atau SMP aku pernah mimpi digigit ular kata eyangku Banjarnegara adalah pertanda akan dapat jodoh rupanya tidak demikian menurut buku yang kubaca ini.

Kita seringkali bermimpi dan pada saat kita menceritakan mimpi kita seringkali kita ditanggapi setengah hati dan mereka menganggap mimpi itu cuma bunga tidur belaka.

Sejak aku mempunyai intensitas membaca Kitab Suci di tengah malam saat Arka tidur ternyata membawaku pada buku ini. Kerinduanku akan hubungan yang lebih harmonis dengan Allah memotivasi aku untuk lebih mengenal diriku sendiri. Aku mulai menemukan cinta kasih Allah dalam diriku pada saat aku mulai bisa mengupas sedikit demi sedikit arti tiap mimpiku. Selama ini sebenarnya Allah telah memberikan petunjukNya namun diriku yang belum mampu melihatnya bahkan mungkin aku yang berpaling muka untuk tak mau melihatnya.

Beberapa mimpi telah kulewati, kucatat dan kurenungkan sesuai dengan petunjuk buku ini dan walhasil ada beberapa moment menjadi penanda realisasi dari mimpiku.
Hal yang mengejutkan bahwa buku ini menganjurkan sesuatu yang bagiku tidak lazim yaitu melepaskan didikan dari orang tua kita agar kita menjadi pribadi yang unik dan utuh. Menurut buku ini bahwasanya edukasi dari ortu kita pada kita ada kalanya belum “tepat” sehingga menyebabkan kita tidak bisa tumbuh menjadi pribadi kita sendiri karena doktrin doktrin yang dibenamkan pada otak kita telah mendarah daging dalam hidup kita.


Sejak lama aku mempercayai bahwa bagai seni pahat yang indah harus diproses dengan dengan benda tajam yang mengukirnya, itulah hidupku, dinamika hidup yang aku jalani membentuk “aku” yang sekarang. Tiap persoalan yang aku terima membuatku semakin terlatih dalam menghadapi pergulatan hidup. Banyak hal yang mengubah hidupku, termasuk mempercayai bahwa mimpi menjadi “pewaskitaan” ku. Selalu akan ada proses untuk melangkah lebih maju menuju “pengutuhan diri”.

Menuruf Rama Wolfgang, jati diri menyatukan segala tenaga dan kekuatan serta menciptakan irama hidup yang selaras dengan kehendak Allah. Jati diri mahir menilai dan menegaskan sikap yang paling serasi. Ia mampu mengetahui apa yang baik dan apa yang jahat, apa yang tahan uji dan apa yang cepat sirna, dan ia menyampaikan informasi itu pada kita. Jati diri mendorong kita untuk bertumbuh menjadi semakin manusiawi. Mau menerima dan mengasihi sisi “jahat” dalam diri kita sampai mau berubah dan menjadi baik adalah tugas yang paling berat. Melalui pengalaman batin kita diajak untuk menerima diri kita secara utuh seperti Allah menerima kita secara utuh. Jati diri tidak mencela, ia hanya mengingatkan dan menunjuk kepada jalan dan nilai-nilai baik dan luhur yang berdaya “menyembuhkan” yang menuntun hidup kita.

Bagiku,
Hidup harus memilih, berani membuat pilihan dan mempertanggungjawabkan pilihan itu dengan segala konsekuensinya. Apapun pilihanku saat ini, adalah yang terbaik yang bisa kulakukan untuk selangkah lebih maju dan lebih bertanggungjawab pada hidup. Termasuk keputusanku bergabung dalam komunitas ini. Karena “komunitas ini” berarti bagiku. Terimakasih teman-teman karena telah menjadi bagian dari hidupku dan memberi warna pada hari-hariku.

Selamat “berproses” untuk selangkah lebih maju.