Thursday, December 23, 2010

Lebih baik ga usah sekolah aja

Semakin gelisah melihat dunia pendidikan saat ini.
Pendidikan dibisniskan, yang bergerak di bidangnya ga punya visi misi dan idealisme lagi.
Biaya sekolah mahal,buku mahal.
Guru guru berlomba cari sertifikasi hanya untuk kenaikan gaji.
Kalau sekolah ga memberikan edukasi menjadikan individu lebih baik dan punya skill untuk hidup untuk apa sekolah.
Gaya hidup anak sekarang sangat mengerankan, ga bisa lepas dari hp dan facebook yang menjebolkan kantong mereka sebelum bisa menghasilkan uang sendiri.
Mau jadi apa masa depan dunia jika generasinya begini.

Kemampuan akademis seseorang mungkin menjadikan mereka punya jabatan tinggi dan penghasilan besar.
Orang diukur dengan apa yang dilihat mata menjadikan orang tua buta apa yang penting untuk hidup anaknya, les ini itu agar nila tidak memalukan saja.
So what gitu lo....

Kadang dilema juga kalo ngadepin ortu murid yang mengukur segalanya dari akademis, kalau saja mereka tahu saya hanya lulusan D3 dengan para staf yang semua Sarjana.
Saya tahu dan bisa karena saya belajar dan tidak berhenti berpuas diri.
Saya memelihara impian saya yang sering ditertawakan orang.
Saya berani punya mimpi yang besar dengan memulainya dari hal kecil.

Sayapun memberi Arka semangat punya impian jadi dokter,guru,dan pastor dan bahkan saat matanya bersinar ingin jadi pembalap.
Bagi saya yang penting membekali skill untuk hidup.
Belajar untuk hidup bukan untuk nilai.

Saat dikritik kenapa Arka belum sekolah,mengapa ga mengjarinya bahasa inggris sejak dini.
Jawab saya simple dia lebih butuh skill untuk bertahan hidup bukan akademis.
Pencapaian saya saat ini bukan karena akademis tapi karena saya belajar dari alam.

Kataku pada teman: kalo sekolah nanti membuat anakku stress lebih baik homeschooling aja. Banyak muridku stress karena di sekolah tertekan dan dirumah juga tertekan.
Nilai akademis selalu jadi acuan sekolah dan ortu untuk menilai mereka.
Hitung aja biaya sekolah dengan les privat koq hampir sama, kita ini bayar selembar kertas lulus ujian.
Katanya homeschooling itu mahal,yo wis itu dipikir nanti saja wong belum sekolah juga ha ha ha ha....let's see perkembangan petinggi negri ini dalam memberikan regulasi untuk edukasi generasinya.
*senewen dengan muahalnya pendidikan saat ini dengan regulasi gonta ganti

PRnya bulan February harus dapat duit 2 juta buat sekolah Arka ha ha ha ha...
Semoga kamu sekolah yang bener ya leeee....kalo ga yo ga usah sekolah aja ha ha ha.....

:)Ini uneg uneg pribadi yang ga setuju ga usah  portes njih.....xi xi xi xi....

Saturday, July 24, 2010

Apa dayaku untuk Bude Rosi pergi selamanya

Senin pagi saat soto di deket sekolah dik Mega HP esiaku berdering, suara pakde Imam menyapa terputus dan kutelpon balik.

masih agak bingung dan shock saat dikabari sabtu kemarin Bude Rosi pulang ke rumah Tuhan.
ada sedikit sesal di hati karena aku tak berkomunikasi disaat saat terakhirnya bahkan belum sempat menjenguknya lagi.

Tuhan apa dayaku?

Bude maaf disaat bude ingin berjumpa denganku aku terlalu berkutat dengan lelah otak dan bahuku jadi tak sempat memberimu semangat hidup lagi.
Semoga Tuhan memberimu tempat yang indah.


Sunday, April 11, 2010

Apa dayaku untuk Bude Rosi

Saat masih tinggal di Kost di daerah Katasura dari masa lajang hingga melahirkan Arka aku punya tetangga yang kesehariannya menyediakan jasa untuk mencuci dan menyetrika baju anak kost. Namanya mbak Rosi dan aku panggil bude Rosi untuk Arka.
Bude Rosi bersuamikan seorang penjual Roti Bakar yang aku panggil pakde Imam dan mempunya seorang anak bernama Govinda.
Mereka tinggal di rumah kost yang lebih sederhana di depan kost tempat tinggalku.
Pada tengah malam saat hamil dan dilanda kelaparan aku sering keluar kamar buat masak he he he he dan kalau mereka belum tidur dan lihat aku menyalakan kompor  mereka sering menawarkan makanan dan bahkan bude Rosi rela membuatkan sambel kesukaanku dan mengantarnya ke kamarku,uhuiiiii..........
Keluarga inilah yang juga menjaga aku waktu melahirkan di rumah sakit.
Begitu banyak pengalamanku bersama mereka.
Bahkan saat aku ngantuk dan kelelahan aku kadang minta Pakde Imam untuk memandikan si bayi Arka  di pagi hari.


Sejak setahun yang lalu pada saat lebaran aku berkunjung dan mendapati bude Rosi terkena Kanker payudara, masih bisa kulihat senyum dan optimisme dalam dirinya.

Saat ini ternyata pengobatan dengan kemoterapi membuatnya kesakitan dan membuat dia enggan menyantap makanan karena mualnya luar biasa ditambah lagi payudara yang membusuk dan mengeluarkan cairan dengan aroma tak sedap. Payudara itu harus ditutup dengan pembalut yang lebar agar cairan yang keluar dapat diserap dengan baik.

PKMS ternyata tidaklah cukup karena sejak bude Rosi sakit, pakde Imam berhenti berjualam Roti Bakar. Hingga beberapa hari yang lalu aku ditelpon karena bude Rosi masuk rumah sakit lagi dan pakde sama sekali tidak ada uang untuk menyambung hidup.Betapa sedih dan bingungnya aku saat itu karena keadaanku juga baru dalam tahap yang sulit. Dengan dana seadannya aku lari kerumah sakit agar mereka bisa menyambung hidup.

Aku berfikir bagaimana caranya dapat memberikan support mereka dalam jangka panjang untuk memulihkan kesehatan bude Rosi dan juga untuk kehidupan sehari hari mereka selama pakde Imam tidak bisa bekerja untuk mencari nafkah. Bahkan sekarang Govindapun tidak sekolah selama Bude Rosi ada di Rumah Sakit karena tidak ada yang mengurusnya.

Teman-teman aku membutuhkan saran dari kalian.